Selasa, 10 Mei 2011

ANALISIS SPERMA

Ahmad Phany Musyaffa Lab 08 Mei jam 18:48 Balas
PENDAHULUAN
Reproduksi pria dikontrol khusus oleh bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengontrol produksi hormon reproduksi karena sekresi dari glandula pituitari. Glandula pituari mengsekresi dua hormon yaitu LH dan FSH yang mengontrol reproduksi pria. FSH (Follicle stimulating hormone) : melakukan stimulasi pada target sustentacular cells untuk proses spermatogenesis. LH (luteinizing hormone) : menyebabkan sekresi testosterone dan androgen lainnya. GnRH (Gonadotropin releasing hormone) : fungsi pengaturan keseimbangan hormon gonadotropin. Testosterone : Paling penting pada androgen, yang diproduksi oleh sel leydig.

EFEK TESTOSTERON
Pada janin : Meningkatkan sifat kelaki-lakian pada saluran reproduksi dan alat genital luar dan Mempercepat proses turunnya testes kedalam skrotum
Pada jaringan sex spesifik : Mempercepat pertumbuhan dan pendewasaan sistem reproduksi saat masa pubertas, Penting untuk proses spermatogenesis dan Menjaga saluran reproduksi
Efek produktifitas lainnya : Meningkatkan minat sex pada masa pubertas dan mengkontrol sekresi hormon gonadotropin
Pada sifat seksual sekunder : Merangsang pertumbuhan rambut pria (misal Jenggot), Menyebabkan suara lebih dalam karena penebalan pita suara dan Meningkatkan pertumbuhan otot

SPERMATOGENESIS
Rangkaian kejadian di tubuli seminiferi testes yang merupakan awal pembentukan gamet pria yaitu sperma (spermatozoa). Pada pria normal terjadi mulai umur 14 tahun dan berlanjut seumur hidup. Setiap hari, pria sehat dapat membuat sekitar 400 juta sperma. Persyaratan untuk itu :Kerja optimal dari hormon-hormon seks pria dan lingkungan dengan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh normal.

PANEL PEMERIKSAAN UNTUK KESUBURAN PRIA
Berikut panel pemeriksaan untuk melihat kesuburan pria adalah Analisa Sperma dan Uji Hormon (LH, FSH, Testosteron dan Prolactin). Apabila dilakukan panel maka akan didapatkan gambaran yang memberikan kemaknaan bahwa terjadi kelainan gonad pada pria.

PEMERIKSAAN LH DAN FSH
Pemeriksaan LH dan FSH pada pria diperlukan bila ditemukan kasus-kasus :
• Kegagalan testis primer, dimana terjadi azoospermia atau oligospermia
• Kegagalan testis sekunder
• Prognosis kegagalan fungsi testis
• Pubertas yang lebih awal / lambat
• Infertilitas
Kondisi khusus yang diperlukan : LH/FSH dikeluarkan secara “pulsatik” (denyutan), maka sebaiknya untuk menentukan kadarnya diambil 3 sampel serum dengan selang waktu 20 menit, kemudian dikumpulkan dan ditentukan kadarnya

PEMERIKSAAN TESTOSTERON
Pemeriksaan testosteron pada pria dilakukan dengan indikasi-indikasi sebagai berikut :
• Defisiensi hormon androgen pada pria yang disertai dengan terlambatnya pubertas
• Memantau pengobatan kanker prostat
• Testicular feminization (mempunyai alat kelamin wanita yang normal, tetapi juga mempunyai testis di abdomen).
Pemeriksaan hormon 17-Keto-Steroid :
• Tidak menggambarkan keadaan fungsi testis secara murni
• 70% dari 17-ketosteroid berasal dari kelenjar adrenal
• Berguna untuk diagnosis tumor-tumor yang menghasilkan hormon steroid dan hiperplasia adrenal kongenital

PROLACTIN
Sekresi prolactin oleh kelenjar hipotalamus juga dikendalikan oleh suatu faktor penghambat, yaitu: “Prolactin Inhibiting Factor (PIF)”. kadar prolactin yang tinggi dapat menghambat/mempengaruhi sekresi hormon-hormon seks yang berakibat spermatogenesis terganggu atau impotensi. Pemeriksaan Prolactin diperlukan pada kondisi-kondisi : Kurangnya libido, Impotensi dan pasien yang mengalami pengobatan akibat tumor pituitary (Pembedahan/sinar).
Yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Prolactin :
• Pada pria umumnya stabil sepanjang hari sehingga sampel diambil tunggal
• Protein makanan dapat merangsang sekresi prolactin dari hipotalamus sehingga pasien puasa kurang lebih 3 jam sebelum pengambilan sampel
• Adanya variasi harian (diurnal variation) dengan puncak pada malam dan dini hari maka pemeriksaan dilakukan pada pagi hari

ANALISIS SPERMA
Analisa sperma merupakan sarana penting pada pemantauan kesuburan pria tetapi juga untuk mengetahui penyebab gangguan kesuburan, pemeriksaan reproduksi dalam darah dengan kasus oligo/azoospermia dapat memberikan informasi. Kelainan hasil analisa sperma : Gagal gonad primer dan Gagal gonad sekunder.

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM :
• Gagal gonal primer : Hasil analisa sperma jelek, FSH/LH meningkat dan Testosteron sedikit menurun atau bahkan normal
• Gagal gonad sekunder : Hasil analisa sperma jelek, FSH/LH rendah atau sangat rendah dan Testosteron rendah

(Referensi Laboratorium Prodia Makassar, Ahmad Phany Musyaffa Lab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar