Rabu, 15 September 2010

glukosa

A. Pengertian glukosa
Glukosa diekstrak dari pada kismis oleh Andreas Marggraf (1747). Nama glukosa pula diambil daripada perkataan greek 'glycos' yang bermaksud gula atau gula-gula diberikan oleh Jean Dumas. Struktur Glukosa telah ditemui oleh Emil Fischer.
Glukosa adalah salah satu dari monosakarida yang mempunyai peranan besar sebagai indikator penyakit diabetes melilitus (DM). Diabetes melilitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin, baik secara relatif maupun absolut. Karena terhambatnya penyerapan glukosa ke dalam sel serta gangguan metabolismenya, maka timbul hiperglikemia. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes melilitus semua proses tersebut terganggu, sehingga sebagian besar glukosa tetap dalam sirkulasi darah dan energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Selain dalam darah, glukosa juga ditemukan dalam air seni.
Glukosa terdapat dalam dua bentuk iaitu L-Glukosa (levo glukosa) dan D-Glukosa (dextrose). Namun begitu, ia dapat dikelaskan kepada perbagai bentuk berdasarkan kepada kepembagaian fungsinya. Jika dilihat kepada rantai lurus sesuatu glukosa, ia boleh dikelaskan kepada alpha and beta glukosa. ini boleh dilihat kepada kedudukan kumpulan karbonil di dalam struktur glukosa tersebut.
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan baker bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energi tubuh.






Gbr. Struktur Glukosa (Ihwal. 2009)

B. Metabolisme glukosa
1. Proses Glikolisis
Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui proses yang dinamakan Glikolisis (Glycolysis). Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat pada sel eukaryotik (eukaryotic cells). Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada rantainya (C H O) akan terpecah menjadi produk akhir berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom karbom (C H O). Proses ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai dengan terbentuknya beberapa senyawa antara seperti Glukosa 6-fosfat dan Fruktosa 6-fosfat.

Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi. Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat terbentuk.
2. Respirasi Selular
Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O). Bila oksigen tidak tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H O dan CO di dalam tahapan proses yang dinamakan respirasi selular (Cellular respiration). Proses respirasi selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu produksi Acetyl-CoA, proses oksidasi Acetyl-CoA dalam siklus asam sitrat (Citric-Acid Cycle) serta Rantai Transpor Elektron (Electron Transfer Chain/Oxidative Phosphorylation).
C. Pemeriksaan glukosa darah
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.
Ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah:
1. Tes gula darah sewaktu. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.
2. Tes gula darah puasa. Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
3. Tes toleransi glukosa. Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu (Yayasan Spiritia, 2004 : 108)
a. Pengaruh dari masalah gula darah
Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran.
Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf.
b. Mekanisme pengaturan gula darah
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah.
Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan ("resistensi insulin"). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah (www.standar penguluran glukosa.com)
c. Cara dan Alat Pemeriksaan Gula Darah
1. Menggunakan Spektrofotometer
Prinsip Kerja Spektrfotometer: Berdasarkan absorbsi warna dan panjang gelombang
Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Spektofotometer Sunotik SBA – 733
- Tabung Reaksi
- Pipet Volumeterik 1000 µl dan 20 µl - Sampel serum atau plasma
- Reagen TCA 8 %
- Glukosa oksidase (trace)






Tabel anlitik
Reagen blangko Sampel / standard (STD)
- Sampel/Standar -
- Reagen PGT 1000 µl - 20 µl
- 1000 µl

Cara Menggukan:
A. Menghidupkan Spektrofotometer Sunotik SBA – 733
1. Hubungkan alat dengan catu daya + UPS kemudian dinyalakan
2. Tunggu 10 menit (Alat akan menghitung mundur) tunggu hingga tampil layar MAIN MENU
3. Cuci alat dengan aquades caranya:
a. Celup ujung gelembung mikro dengan aquades lalu tekan WASH
b. Ulangi 2-3 kali proses pencucian tersebut
4. Pilih program No. 1 (Sampel tes) lalu tekan ENTER untuk masuk ke program berikutnya
5. Pilih program parameter yang diinginkan, misalnya (No. 10, tes glukosa) lalu tekan ENTER
6. Tunggu hingga layar muncul perintah ASPIRATE WATER
7. Celupkan ujung selang mikro ke dalam aquades lalu tekan tombol STRAT tombol warna abu-abu
8. Tunggu hingga perintah berikutnya. PILIH BANGKO (A). bila ingin menghisap balangko, tunggu 4 detik
9. Pilih STANDAR (B), untuk membaca strandar lalu tekan START
10. Tekan menu SAVE bila data akan disimpan atau bila tidak abaikan
11. Tekan C untuk membaca sampel lalu tekan START untuk menghisap sampel, tunggu hasil untuk dicetak
12. Lanjutkan pembacaan Pada sampel berikutnya
B. Mematikan Spektrofotometer Sunotik SBA – 733
1. Tekan Esc (D) untuk keluar program
2. Cuci alat dengan aquades hingga 3 kali
3. Kemudian matikan alat spektrofotometer Sunotik SBA – 73, kemudian cabut kabel
2. Menggunakan Alat Biosensor Glukosa Moderen
Prinsip: Darah mengandung oksigen terlarut di mana oksigen tersebut dapat mempengaruhi reaksi enzim GOD yang bergantung pada oksigen (reaksi oksidasi)
Alat dan Bahan
- Biosensor Glukosa Moderen
- Kapas Alkohol 70 %
- Lancet
Cara Kerja

3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar